Ledakan Bom Ikan di Toli-Toli Lukai Tiga Warga, Praktik Berbahaya Ini Kembali Telan Korban
Toli-Toli, Sulawesi Tengah – Praktik penangkapan ikan menggunakan bahan peledak kembali memakan korban. Kali ini, tiga warga di Kabupaten Toli-Toli menjadi korban ledakan bom ikan, dalam sebuah insiden tragis yang terjadi di perairan setempat, Selasa.
Ketiga korban diketahui merupakan warga lokal yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan di laut. Namun nahas, bom rakitan yang mereka gunakan meledak lebih awal dari perkiraan, menyebabkan luka serius pada bagian tangan, kaki, dan tubuh. Warga sekitar yang melihat kejadian segera melakukan evakuasi dan membawa para korban ke rumah sakit terdekat.
Kondisi Korban: Dua Luka Berat, Satu Kritis
Berdasarkan informasi dari pihak RSUD Toli-Toli, dua dari tiga korban mengalami luka bakar dan robekan serius, sementara satu korban lainnya dalam kondisi kritis karena ledakan mengenai bagian perut dan wajah. Tim medis telah melakukan operasi darurat, dan korban kini dirawat secara intensif di ruang ICU.
“Kami sudah melakukan tindakan medis pertama. Salah satu korban harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya,” ungkap seorang dokter jaga.
Polisi: Bom Ikan Masih Jadi Masalah Serius
Kepolisian Resor Toli-Toli telah turun ke lokasi kejadian dan melakukan penyelidikan. Dugaan sementara, korban menggunakan bom ikan rakitan berbahan dasar pupuk dan bahan kimia berbahaya, yang sangat tidak stabil. Praktik ini tidak hanya dilarang oleh undang-undang, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa dan merusak ekosistem laut secara masif.
“Kami prihatin karena praktik ini masih terus terjadi. Ini tindakan ilegal dan sangat membahayakan,” tegas Kapolres Toli-Toli.
Pihak kepolisian menyatakan akan mendalami asal bahan peledak dan apakah ada pihak lain yang terlibat dalam distribusinya.

Baca juga: BREAKINGNEWS: Puluhan Warga Huntap Balaroa Palu Tagih Sertifikat Hak Milik, Ancam Segel Kantor Lurah
Masyarakat Dihimbau Hentikan Praktik Bom Ikan
Pemerintah daerah dan aparat keamanan kembali mengingatkan masyarakat agar, termasuk penggunaan bom dan racun. Selain risiko cedera dan kematian, metode ini juga menyebabkan kerusakan terumbu karang, kepunahan ikan kecil, serta penurunan hasil tangkapan jangka panjang.
“Kalau ekosistem rusak, laut tidak lagi produktif. Kita justru membunuh sumber penghidupan sendiri,” ujar seorang aktivis lingkungan laut.
Sebagai langkah pencegahan, pemerintah desa di wilayah pesisir Toli-Toli akan memperkuat edukasi bahaya bomikan, serta membuka akses terhadap alat tangkap yang ramah lingkungan melalui bantuan program perikanan berkelanjutan.